Menjalankan perusahaan perdagangan itu unik. Kita bukan hanya bicara soal jual-beli, tapi juga tentang bagaimana menjaga arus barang, arus uang, dan yang paling penting: arus kepercayaan.
Saya ingin berbagi beberapa hal yang saya pelajari selama 2 tahun ini.
Pertama, jangan remehkan arti konsistensi. Di awal merintis, kita pasti tergoda ingin cepat besar, cepat dikenal, cepat untung. Tapi saya belajar bahwa yang membuat perusahaan bertahan justru hal-hal kecil yang dilakukan terus-menerus: melayani pelanggan dengan baik, menepati janji, dan menjaga kualitas.
Kedua, uang memang penting, tapi arus kas lebih penting. Banyak bisnis bagus yang akhirnya tumbang bukan karena tidak laku, tapi karena tidak bisa menjaga cash flow. Di perdagangan, ini kuncinya: kita harus jeli antara pemasukan dan pengeluaran, jangan sampai semangat ekspansi justru bikin keuangan jebol.
Ketiga, tim adalah aset terbesar. Saya bersyukur bisa punya orang-orang yang mau tumbuh bersama. Saya percaya, perusahaan bukan dibangun oleh satu orang, tapi oleh kerja sama. Karena itu, penting untuk terus memotivasi, memberi ruang belajar, dan membuat tim merasa bahwa mereka bagian dari perjalanan besar ini.
Keempat, jangan takut dengan kegagalan kecil. Dalam 2 tahun ini, ada banyak salah langkah, salah strategi, bahkan salah hitungan. Tapi justru dari situlah kita belajar. Bisnis itu bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling tahan lama.
Dan yang terakhir, saya percaya bahwa bisnis yang diberkahi adalah bisnis yang memberi manfaat. Jadi, tujuan saya bukan hanya soal angka penjualan, tapi bagaimana perusahaan ini bisa membawa kebaikan untuk pelanggan, tim, dan masyarakat sekitar.
Dua tahun pertama ini hanyalah awal. Jalan masih panjang, tantangan akan selalu ada, tapi saya yakin dengan kerja keras, kepercayaan, dan doa, PT Kawan Listrik Indonesia bisa terus tumbuh lebih besar.
Karena di dunia perdagangan, bukan hanya barang yang berpindah, tapi juga nilai, kepercayaan, dan harapan.
0 Komentar