Menjadi seorang pebisnis bukan sekadar soal jualan produk atau mencari keuntungan. Buat saya pribadi, perjalanan membangun PT Kawan Listrik Indonesia adalah perjalanan belajar mengubah cara pikir. Mindset yang benar ternyata lebih berharga dibanding sekadar modal uang. Dan di tulisan ini, saya ingin berbagi 5 mindset yang benar-benar saya rasakan dampaknya sebagai seorang founder.
1. Ubah Gaji Jadi Modal
Dulu, waktu masih kerja di perusahaan orang lain, saya terbiasa berpikir: “Dapet gaji berapa, cukup nggak buat hidup sebulan ini?” Tapi ketika memutuskan terjun membangun bisnis, saya belajar mengubah pola pikir. Gaji atau penghasilan bukan lagi tujuan akhir, tapi modal untuk diputar.
Saya mulai menahan diri dari gaya hidup konsumtif, -ketimbang membeli handphone baru atau ganti mobil- mengalokasikan sebagian besar untuk stok kabel, biaya operasional, dan membangun jaringan. Ternyata, ketika kita melihat uang sebagai modal, bukan hanya hasil, langkah bisnis jadi lebih terukur dan visioner.
2. Waktu = Aset
Sejak menjalankan PT Kawan Listrik Indonesia, saya makin sadar betapa berharganya waktu. Dulu saya sering menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang produktif seperti scroll media sosial tanpa arah. Tapi setelah merintis bisnis, saya sadar bahwa waktu adalah aset paling berharga. Setiap menit bisa digunakan untuk belajar, membaca buku, merencanakan strategi, atau membangun relasi yang bermanfaat. Sekarang, mindset saya berubah: waktu tidak boleh terbuang sia-sia, karena waktu adalah modal utama dalam meraih kesuksesan.
3. Gagal Itu Biasa, Menyerah Jangan
Bisnis kabel listrik bukan tanpa jatuh bangun. Saya pernah salah hitung margin, salah memberi harga ke pelanggan, bahkan pernah ditolak mentah-mentah oleh calon customer besar. Rasanya pedih, tapi dari situ saya belajar: pebisnis itu bukan anti gagal, tapi anti menyerah.
Setiap kali gagal, saya coba evaluasi, perbaiki sistem, lalu gas lagi. Semakin sering gagal, semakin banyak pelajaran yang membentuk mental lebih kuat.
4. Masalah = Peluang
Ini mindset yang paling saya pegang erat. Banyak orang mengeluh soal sulitnya mencari supplier kabel yang stoknya lengkap dan ready. Dari keluhan itulah saya melihat peluang. PT Kawan Listrik Indonesia lahir untuk menjawab masalah itu: memberikan kepastian stok, harga kompetitif, dan pelayanan cepat.
Jadi setiap kali ada masalah, saya biasakan diri untuk bertanya: “Di balik masalah ini, peluang apa yang bisa saya tangkap?” Dan biasanya, justru di situlah ada potensi besar untuk bertumbuh.
5. Mulai Kecil, Mikir Besar
Perusahaan kami awalnya beroperasi dari gudang kecil dengan modal terbatas. Tapi sejak awal, saya dan tim sudah punya visi besar: menjadi supplier kabel terpercaya di Indonesia. Prinsip yang saya pegang: mulai dulu dengan apa yang ada. Jangan tunggu sempurna.
Kami jalankan, evaluasi, perbaiki, ulangi. Pola test – improve – repeat ini terbukti ampuh. Sekarang PT Kawan Listrik Indonesia sudah dipercaya berbagai pelanggan B2B, dan visi ke depan semakin jelas.
***
Menjalani bisnis itu bukan tentang siapa yang punya modal terbesar, tapi siapa yang punya mindset paling benar dan konsisten menjalankannya. Saya bersyukur perjalanan memimpin PT Kawan Listrik Indonesia terus mengajarkan arti kesabaran, ketekunan, dan keberanian mengambil keputusan.
Kalau ada yang bertanya apa bekal utama seorang pebisnis, jawaban saya sederhana: bangun dulu mindset, baru bisnis akan ikut tumbuh.
0 Komentar