Tumbang



Akhirnya tumbang juga. Tubuh ini protes, sakit hampir satu pekan, bahkan harus dirawat di rumah sakit tiga hari. Rasanya semua beban menumpuk: bisnis yang penuh badai, amanah dakwah yang tidak bisa ditinggalkan, masalah internal karyawan dan tim yang harus terus dikelola. Belum lagi omset yang turun di bulan terakhir, ditambah tagihan miliaran yang masih nyangkut di beberapa customer dan belum tertagih.

Semua itu menggerogoti isi kepala, menguras tenaga, menghantam mental. Sampai akhirnya, tubuh menyerah lebih dulu.

Tapi di titik ini, saya sadar… tumbang bukan berarti kalah. Sakit ini justru teguran lembut dari Allah, bahwa saya hanyalah manusia yang terbatas. Teguran agar jangan merasa semua harus ditanggung sendiri. Teguran bahwa di balik ujian berat, Allah ingin saya kembali menunduk, memohon kekuatan hanya pada-Nya.

Hampir saja saya ingin menyerah. Tapi bagaimana bisa? Saya punya mimpi yang belum terwujud. Ada keluarga yang menanti saya pulang dengan senyum, ada anak-anak yang sekolahnya harus terus berjalan. Ada tim yang berharap bisa tetap berdiri tegak. Ada karyawan yang butuh pekerjaan ini untuk nafkah keluarganya.

Dan yang paling besar, ada amanah dakwah yang tidak boleh berhenti hanya karena saya lelah. Dakwah ini bukan soal jabatan atau posisi, tapi komitmen hati. Karena hidup bukan hanya soal bertahan, tapi juga soal memberi manfaat.

Mungkin inilah arti ayat Allah yang selalu menguatkan: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286).

Saya yakin, pundak ini tidak akan dibiarkan roboh. Allah pasti kuatkan, asal saya tetap menggenggam erat tali-Nya. Saya percaya, badai ini bukan untuk menghancurkan, tapi untuk mendewasakan. Ujian ini bukan untuk melemahkan, tapi untuk melatih pundak agar lebih kokoh menanggung amanah.

Ya Allah, kuatkan pundak ini. Jadikan sakit ini bukan tanda kekalahan, tapi bagian dari proses penguatan. Jadikan bisnis ini bukan sekadar tempat mencari nafkah, tapi juga wasilah dakwah. Jadikan saya pemimpin yang bisa bertahan, bukan hanya demi diri sendiri, tapi demi keluarga, tim, karyawan, dan ummat.

Karena saya percaya, di balik setiap kesulitan selalu ada jalan keluar. Dan setelah kesulitan, pasti ada kemudahan.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Ya Alloh ringankan lah beban Saudaraku. Kuatkan iman Islam-nya. Bukalah pintu dan jalan keluar.

    BalasHapus