KEMBARA bukan sekadar perjalanan fisik menaklukkan medan berat, melewati sungai, menapaki hutan, atau mendaki puncak. KEMBARA adalah perjalanan batin—sebuah latihan untuk menghidupkan kembali Ruhul Jihad yang kadang mulai redup di tengah rutinitas harian.
Ruhul Jihad adalah api yang membuat seorang aktivis dakwah tak pernah puas diam. Ia mendorong kita untuk selalu bergerak, memperbaiki diri, dan memberi manfaat bagi umat. Setelah kembali dari KEMBARA, semangat ini harus kita bawa pulang, kita rawat, dan kita kobarkan lebih besar lagi dalam tiga medan utama:
1. Jihad Ilmu
Aktivis dakwah harus hidup bersama ilmu. Tanpa ilmu, amal kita bagaikan kapal tanpa kompas. KEMBARA mengajarkan ketangguhan fisik, tetapi ketangguhan akal dan hati dibangun dengan ilmu.
Hidupkan kembali kecintaan kita pada ilmu. Galakkan kembali tasqif, pengayaan wawasan kader secara terstruktur. Budayakan lagi membaca buku-buku tarbiyah, pemikiran Islam, dan sejarah pergerakan.
Aktivis sejati bukan hanya kuat di lapangan, tetapi juga tajam dalam pemikiran. Ilmunya tidak kering, wawasannya tidak dangkal. Ia terus meng-upgrade diri melalui majelis ilmu, diskusi, dan pembelajaran yang berkesinambungan.
2. Jihad Amal
Ilmu yang tidak diamalkan hanyalah tumpukan catatan. Syaikh Hasan Al-Banna mengingatkan, "Nahnu Qawmun ‘Amaliyyun", kita adalah kaum yang hidupnya diwarnai amal.
Kita tidak menunggu momen besar untuk bergerak. Setiap hari adalah ladang amal; membantu sesama, menunaikan amanah organisasi, menyusun program, menggerakkan tim, dan melayani umat. Amal adalah bukti nyata bahwa ilmu yang kita miliki hidup dalam tindakan.
3. Jihad Dakwah
Ilmu sudah, amal sudah, kini saatnya memperluas lingkaran kebaikan. Dakwah adalah denyut nadi umat ini, dan kita adalah jantung yang memompanya.
Semangat dakwah berarti semangat merekrut kader baru, membina mereka, dan menumbuhkan generasi penerus yang lebih baik dari kita. Kaderisasi adalah jaminan keberlanjutan perjuangan. Aktivis dakwah harus menjadi magnet yang menginspirasi, mengajak, dan memimpin.
KEMBARA telah mengajarkan kita arti kesabaran, ketangguhan, persaudaraan, dan pengorbanan. Tapi itu baru latihan. Medan sesungguhnya ada di tengah masyarakat. Mari kita bawa Ruhul Jihad ini ke sana. Kobarkan semangat menuntut ilmu, semangat beramal, dan semangat berdakwah.
Karena kemenangan bukan milik yang kuat fisiknya saja, tapi milik mereka yang istiqamah dalam ilmu, amal, dan dakwah—hingga napas terakhir.
*) Disarikan dari Tausiyah Ustadz Asep Aang
0 Komentar